SELAMAT DATANG DI BLOG OWIEzone SEMOGA BISA BERMANFAAT

Jumat, 06 Mei 2011

4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup



            4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup

            "Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita
            untuk tumbuh" (John Gray)

            Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,
            hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai
            seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan
            masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan
            cepat dan tak jarang mengagetkan.

            Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan
            sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari.
            Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang
            dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi
            satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

            Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia
            ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi,
            rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada
            saat kesulitan terjadi.

            Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa
            tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini
            perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan
            hidup.

            Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon
            generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang
            menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan.
            Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega.
            Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan
            kita sebagai pendamping mereka.

            Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan
            dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika
            situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan
            tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu
            menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

            Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa.
            Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya
            menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau
            mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam
            hidupnya.

            Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi
            tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah
            Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
            Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu,
            dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera
            melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai
            lagi.

            Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan
            terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini
            karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih
            termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat
            ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya
            teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu
            biografinya.

            Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah,
            sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah
            yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
            finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang
            kepala regional sales yang performance-nya bagus sekali.

            Bangun network

            Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru
            dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke
            daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
            rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun
            netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun
            kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam
            daerah tiga top sales.

            Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada
            musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin
            dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap
            hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku
            tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

            Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The
            Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini
            juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho
            ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat
            dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A
            Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.

            Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah
            Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda?
        Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
            Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe
            selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola
            pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi
            suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?





      Copyright © 2007 Yahoo! Inc. All rights reserved.
      Privacy Policy - Terms of Service - Copyright Policy - Guidelines -
       

0 komentar:

Posting Komentar